Langsung ke konten utama

PeKaeL, Marto's Angels, Madura dan Semua Ceritanya




Jadi cerita ini berawal ketika nasib mempertemukan saya dengan dua manusia ekstrim, partner in crime sejati saya. Yang pertama adalah jeung dinny (tepok tangan) dan yang kedua adalah jeung fufu (tepok tangan goyang-goyang jempol kaki) :D
fufu~mimi~dindin

Pengalaman yang tidak bisa saya lupakan bersama jeung dindin adalah... jeng jeng jeng, ketika kita merepotkan orang-orang Sumenep hanya untuk mencari Kaldu Kikil dan Oleh-Oleh khas Madura. Begini ceritanya, suatu ketika dua orang yang sebenarnya tidak tahu kota Sumenep itu seperti apa dan bagaimana nekat naik motor berdua dengan helem satu saja, tanpa tahu kalau tilang-menilang adalah hal yang amat sering terjadi dengan peluang 93,215 persen, mean 145 kali/bulan, dan varians 34,1276 (*plak*plak minta ditabok).

Jadi dengan pengetahuan seadanya (kalo mau ke kota dari Bluto lurus doank. red), kami nekat ke kota demi Kaldu Kikil tercinta, dan kami nyasar. Lalu, ami dan dini iseng2 nanya orang di tepi jalan, dengan baik hati pula kami dikasih petunjuk plus helem satu lagi, sambil dibilang "Adek dari Jakarta, bapak pinjemi helem ya, disini polisinya hobi nilang" (kira-kira seperti itu). Sesampainya di kota kami kembali bertanya lagi, dan begitu baiknya orang-orang itu yang menjelaskan dengan sabar kepada kami kalau warung kaldu kikil itu ke arah barat, trus belok ke selatan, nanti ada simpang belok ke timur (hallo kami buta arah buk, pak, maaf.. hahahahaa). Alhamdulillah, akhirnya sampai juga ke warung yang dimaksud, dan enaaaaaak banget kaldunya. Tidak menyesal :).

Lain lagi ceritanya ketika kami mau mbeli oleh-oleh, masih bersama partner in crime sejati saya (jeung dini red.). Kali ini kami berhasil mengacaukan sedekahan orang, ya iyalah orang lagi sedekahan (eh, pengajian, eh apa ya namanya sejenis itu lah), kita malah ketok-ketok pintu berharap gak diusir yang punya rumah, senyam-senyum bilang mau beli souvenir. Untung aja ibuknya baek (banget), bukannya diusir karena sedekahannya didatangi tamu yang tidak diundang, kita malah disuguhi snack (Alhamdulillah). Keterkejutan kami tidak sampai disini saja, tiba-tiba datanglah suguhan makan siang (lagi), dan puding sebagai penutupnya. Sungguh kami merasa sangat beruntung plus sedikit merasa bersalah atas kenekatan kami kali ini (hehehheee). Dan kerennya lagi kami berhasil mendapatkan mug-mug cantik dan kaos-kaos lucu yang dijamin team lain pasti jarang yang dapetin kayak punya kami yeeeeeeeeaaaaaah ^^.

Lain lagi dengan jeung fufu. Pertama-tama ami mau minta maaf selama di sana sering banget niruin cara ngomong mbak fufu, cara makan mbak fufu, cara mbak fufu minta maaf sampe diikutin oleh partner in crime lainnya (tepook tangan). Sejujurnya ami tu cuma iri dengan ke-jawa-an mbak fufu eaaaaa. Doain ami dapet jodoh orang jawa yak !! jyaaaaah. Partner in crime saya yang satu ini hebat banget loe kerokannya, sampai-sampai kita mau bikin gang yang namanya THK (tim hobi kerokan). Yang jelas ami belajar banyak banget dari kelembutan mbak fufu, kegilaan si dindin, keajaiban tingkah laku kita disana, dan semuanya makasih. I'll gonna miss that moment.

Bersamaan dengan itu, saya dipertemukan dengan makhluk-makhluk aneh bin ajaib, bin titan, bin siulan, dan bin-bin lainnya, yang membuat empat belas hari jauh dari leptop membuat saya asyik-asyik aja :). Makasie, kapan kita mengacau rumah orang lagi wkwkwkwk. Kangen si temen sekamar saya, si henhen, mari kita cerita lagi sebelum tidur xixixiii. Kangen dengan main jempol-jempolnya kak Tya (yang kalah ciu* Pak *****). Kangen sama Irdi dan semua ke-expert-annya dalam hal-hal yang tidak bisa diceritakan disini. Kangen momen menebus hujan, pake jas biru dan sendal jepit ijo demi Bakso Pasar Bluto. Kangen rumpian malem-malem, kangen makan bareng-bareng. Kangen kalian semua :'(
enam bolang maen ke pantai (yang satu lagi motoin)


Kami (ami, henny, kak Tya, irdi, fufu, dinny)  menyebut diri kami the Marto's angels... eaaaaaaaa :). Hal ini dikarenakan selama empat belas hari disana, dengan baik hati kami telah ditampung oleh Pak Sumarto, Ibuk Sumarti (yang ini ngasal namanya) dan adek Uus (mari kita nyanyikan soundtracknya: ♪♫♪ Akuu.. ingin engkauu pergi dari.. hidupku.. tanpa dirimu.. *np: lagu ini cuma bisa Anda temukan di Madura dan sekitarnya).


Dan saya suka sekali bercerita dengan gambar, ini adalah kaki saya setelah digigit nyamuk-nyamuk sangar yang telah berhasil membuat kaki saya tampak habis kena cacar.. xixixixiii. Ini semua adalah efek keberanian saya yang tidur tidak berselimut dan gengsi minta lotion anti nyamuk.
Untuk pertama kalinya juga saya berhasil mengijakkan kaki lebih jauh dari Yogyakarta (akhirnya), dengan tidak mengeluarkan biaya sedikitpun dari dompet saya. Aziiiig (terimakasih PKL). Selama empat belas hari "bertugas" itu, saya menemui banyak pengalaman yang gak bakalan di dapetin oleh anak-anak kampus lain. Misalnya, gimana cara berkomunikasi yang efektif dengan nenek-nenek yang pendengarannya udah lumayan soak, dan kagak bisa bahasa Indonesia lagi. Jadinya, (si dini tu saksinya) kite malah ngelenong ama tuh nenek-nenek *picture bisa diliat dibawah.

Oh, yayaya.. selain ama Pak Marto and the Marto's angels mau terimakasih juga buat Pak Supriyadi, Paknya Marfuah, dan Paknya Dini (yang akhirnya direbut oleh si fufu juga, wkwkwkwkk), terimakasih buat semua bapak pendamping yang malah ada yang rela mendampingi kita revisit di malam jumat, terang bulan, banyak bintang, lewat kebon pisang, lewat poon bambu (padahal kite same2 tau  mpok, kalo poon bambu sarangnye dedemit n dedengkot-dedengkotnye).

me and nenek gahol :)
Mau cerita juga nih, mengenai keindahan Madura, Sumenep, Bluto dan sekitarnya. Seperti biasa kalo jalan-jalan kemana aja, saya pasti mencari-cari yang namanya PANTAI (I ♥ beach so mad). Menurut penilaian saya pribadi yang cukup tidak bisa saya lupakan dari pantai-pantai di Madura itu, ya lautnya. Warna laut dan warna langitnya nyatu, jadi kayak gak ada batas antara langit dan bumi, baik di Pantai Slopeng dan terutama di Pantai Lombang. Itu yang sangat saya suka dari pantai-pantai di Madura, sangaaaat.
get my freedom in Slopeng Beach




walk in the Lombang beach

Slopeng beach with Partners in crime



alun-alun Sumenep


Lombang Beach with Cemara trees around


Bicara masalah kuliner, di Madura itu yang terkenal dengan sate Madura tapi saya malah sulit menemukan sate Madura. Pernah sih, disana makan sate sekali, tapi rasanya perasaan biasa-biasa aja. Yang enak itu rujak cingurnya (hmhmhmhmhm), jangan ngebayangin rujak nya kayak rujak di Jakarta. Rujak cingur itu beda banget, bayangin ya lontong, nenas, kentang, bengkoang, sayur-sayuran, cingur disiram pake kuah gado-gado plus ditambahin keripik singkong di atasnya. Freak sie iya, tapi sebagai orang Palembang asli yang baru kali itu makan rujak cingur, ada sensasi sendiri, ada keunikan sendiri dari rujak cingur itu. Kalau temen-temen berkunjung ke Sumenep, rujak cingur yang saya akui enak itu bisa didapatin di alun-alun kota pas malem hari. 

soto madura
Kalau soto Madura, juga enak taiyyek. Ini adalah hasil kerja Ibuk Sumarti yang selalu bilang maaf kalau masakannya kurang enak, padahal ENAK banget. Jadi soto Madura ini gak jauh berbeda dari soto-soto biasa, ada ayam, ada kuah kaldu, ada bihun, ada bawang goreng, yang bikin unik itu toge (kecambah) nya digoreng, jadi waktu makan ada rasa kriuk-kriuk gimana gitu.. hehehehe
kaldu kikil

Nah, yang terakhir adalah kaldu kikil. Buat yang gak tau, jangan dikira kaldu ini kayak kaldu-kaldu bening yang kita cicipi di Jakarta. Gak, kaldunya tumpah ruah, gemah gelipah, malah lebih mirip sop buntut rasa kuahnya. Tapi dari semua makanan Madura lain, mungkin ini yang paling khas, dan yang paling saya suka. Saya yang kagak demen ama kacang ijo, tiba-tiba jadi demen karena makanan ini. Jadi, didalam sepiring kaldu kita akan menemukan, kacang ijo, kuah kaldu dari daging sapi, dan kikil yang entah bagaimana cara memasaknnya tiba-tiba jadi klop dan enak banget. :) :) :)


At least, semua pengalaman di sana, pengalaman PKL semuanya bakal gak bisa dilupain. Ketemu keluarga baru, temen-temen yang disana menjadi keluarga juga, partner in crime, lebih akrab dengan teman-teman satu angkatan, dan mungkin yang terakhir bisa melihat tatapan mata dan senyuman seseorang yang entah untuk siapa, dan entah kenapa saat itu tepat berada di depan bus saya.

---------------Unforgetable Moment in PKL 50--------------

Komentar

Posting Komentar

Postingan populer dari blog ini

Mengingat Ayah dan Dunia yang Hilang

a ku mengingat ayah, kulit duku, kayumanis, kacamata tanpa bingkai, es kacang hijau kopi hitam, gebrakan gaplek, tawa terbahak setiap malam, dan kalkulasi aneh di belakang catatan. aku mengingat ayah, aku memikirkan: dunia yang hilang. hukum Engel, buku toefl terbitan pertama,  musik country,  mobil merah,  serta langit sore ilalang menari, sungai kecil membelah jembatan. tanpa tahu mesti lewat mana, aku akan senantiasa mengiringi keniscayaan taklimat ayah, syahdan, semua napas cerita yang memejamkan mata tentang mimpi, tentang batu bernyanyi pada suatu negeri. aku ingin bernyanyi seperti batu,  suatu hari nanti pada sebuah negeri tentang kesia-siaan laku manusia,  nostalgia atas hal-hal sentimentil, tentang airmata dan penderitaan kehidupan tetapi bukankah kita tidak mesti menderita untuk bisa bernyanyi?

Slow Conscious Living

I planted passion fruit tree in my backyard and catched another sunset. Harvested some chives, and finely chopped to make some choi pan today. Walked barefoot on grass. Trimmed my red rose. Read a lot of book, i mean aloooot. Try a new recipe. Breastfeeding regulary. Watch Miesha plays with Kiano (her boyfriend, she told me) almost every evening. Make two cups of tea, and talk about herself and himself. Sleepless. Found a new night skincare routine. Connecting with Makka's eyes. Searching for the best coffee every weekend. Enjoy my maternity leave simply because I didn't have to pretend to be friendly and talkactive officemate. I love my sanctuary, my solitude that only contains kids, books, sketchs, plants, coffee, and receiving funny videos from him. Finally it is time to my fvcking introvert personality dominate. Tonight, I am thinking about making Kombucha and Sourbread and Burn cheesecake and  also  how to sing Ikan dalam Kolam with a nice cengkok properly.  A lot th...

Salad Pepaya Muda (Dedicated to Shachan9370)

Aku punya teman, aahhhhh.. Hobinya jalan-jalan, aaaaah.. aaaahhh.. aaaaahhh.. Ia gitu, beberapa dari kita mungkin punya teman yang hobi traveling sendirian. Kalau aku sih entah kenapa bisa adore banget dengan orang-orang yang bisa ngelakuin itu. Bayangin aja, pesen tiket, urus visa, urus ini urus itu, cari info, bikin itinerary sendiri bukan perkara yang mudah. Modal yang diperlukan sangat besar, bukan cuma materi dan waktu, tapi ada yang lebih penting dari itu namanya mental berani.  Mental berani itu, gak semua orang punya. Banyak dari kita, mayoritas malah, memaknai hidup ini cuma untuk sekadar mencari tempat yang aman tanpa membuka peluang untuk menikmati pengalaman yang lebih menyenangkan dari sekadar hidup, bertahan mencari kenyamanan lalu mati. Menghabiskan banyak waktu untuk sekadar memikirkan ketakutan absurd yang sebenarnya pun tidak perlu dipikirkan. Nah, orang-orang berjiwa petualang biasanya memiliki kadar ketakutan absurd yang cukup rendah. Entah aku termas...