Langsung ke konten utama

Steak Tempe (Bersama Anak Kos)



Selasa kemarin, aku dan beberapa temanku di kosan yang baru, sebut saja namanya riri, bubu, dan yuyu, berkeinginan untuk masak. Yah, memanfaatkan dapur kosan yang lega kan tidak ada salahnya. Selain itu, sekitar 400 m dari kosan itu ada pasar pagi. Sayur dan daging yang dijual sangat segar, "serasa baru metik", kalau si yuyu bilang. 
Berhubung juga uang honor dirapel (upsss!), jadilah kami memutar otak untuk bisa makan enak tanpa keluar uang banyak, hehehe. Akhirnya dipilih menu steak tempe untuk mengatasi dilema tersebut. Tempe sebagai makanan khas Indonesia bisa dibuat naik kelas. Setelah proses memasak selesai, tak disangka-sangka hasilnya enak sekali. Sayur dan kentangnya crunchy, steaknya berasa steak solar*a, dan sausnya itu enaaak banget josss gandossssss. Ternyata tempe bisa loh dibuat makanan urban, jadilah steak tempe yang kaya gizi, enak dilihat dan  enak disantap.


Oke, kata orang-orang bijak ilmu tidak akan berguna kalau tidak dibagi. Oleh karena itu, sok di-scroll ke bawah yang mau tau gimana  cara membuat ni makanan.

Bahan-bahan yang diperlukan:

1. Tempe
Beli aja satu papan tempe yang panjangnya 30cm, harganya sekitaran 5000. Lebih bagus pakai tempe malang, karena teksturnya lebih padat dan tentu lebih enak dimakan.


2. Dada Ayam
Bagian yang digunakan memang dada ayam, karena dada kan lemaknya sedikit. Sehingga tekstur padat yang diharapkan tadi terealisasi (sekalian diet juga :P). Satu potong sudah cukup, kalau beli dipasar tradisional bisa dapat 8000-an per potong.

3. Kentang, sekitar 3-4 buah

4. Buncis, seikat/ segenggam tangan
green  green   baby  babyyy :*

5. Wortel, 2 buah

6. Bawang Bombai
Cukup gunakan satu bawang bombai ukuran besar. Setengahnya digunakan untuk tumisan dada ayam, dan setengahnya digunkan untuk bahan saus.

7. Bawang putih

8. Daun Bawang, satu batang

9. Herb Kering
Herbs kering itu adalah kumpulan dari basil, oregano, rosmari, chives, dll yang sudah dikeringkan kemudian dicincang halus. Biasanya dijual di supermarket besar, di bagian bumbu dapur. Harganya gak mahal, sekitar 3000-5000. Bumbu ini signifikan membuat masakan yang di saute menjadi lebih enak.

you make my world better, herbs!

10. Lada Hitam/Putih
Sebenarnya saus yang digunakan untuk menemani steak tempe, digunakan saus lada hitam. Namun, karena lada hitam itu mahal (maklum anak kos) jadilah yang kami pakai waktu itu adalah lada putih. Tapi hasilnya tidak kalah enak kok, malah bikin ketagihan. Kami bahkan sempat kekurangan saus kemarin, maklum pertama-tama makan steaknya sausnya sengaja banyak-banyak. Kalap, saking enaknya.

11. Bahan pencelup
Terdiri dari telur yang dikocok lepas, dan tepung roti


12. Bahan-bahan lain
Garam, merica sudah pasti. Kami juga menggunakan margarin untuk sausnya, serta sedikit terigu untuk mengentalkan saus. Selain itu ada pula bumbu-bumbu cair yang dipakai seperti kecap, saus sambal dan saus tiram. Oia, kami juga menggunakan sedikit bumbu kaldu untuk sausnya.


Cara membuatnya:
Sebenarnya membuat steak tempe ini tergolong mudah sekali. Bahkan orang yang belum mahir masak pun, bisalah membuatnya. Tapi sausnya emang menantang, kami bahkan harus beberapa kali tes icip-icip. Sampai akhirnya dapar rasa saus yang bisa dikategorikan enak oleh semua lidah yang nyicip (hehehehe).

1. Potong-potong semua sayuran. Wortel menjadi persegi panjang (jardiniere), begitupun dengan kentang (tapi gak jardiniere2 banget kalo kentang), dan buncis dipotong menjadi dua. Serta slice daun bawang dan chop bawang bombai dan bawang putih finely.


2. Cincang daging ayam dan rendam kentang di dalam air garam. Berhubung di kosan gak ada chopper jadi kami cincang ayamnya manual aja, a.k.a pake pisau.

3. Saute buncis dan wortel dengan menggunakan sedikit minyak ditambah garam dan herbs kering.

cakeeeepnyaaa mr. buncis dan mrs. wortel
 4. Sementara itu, tempe dipotong-potong sesuai selera. Kemudian dikukus selama 5-10 menit, lalu di tumbuk (yaaaah, namanya gak ada chopper) trus setelah halus didiamkan dulu.
i'll be waiting for u, chick

5. Tumis onion, garlic dan margarin sampai harum dan berwarna transparan. Masukkan daging ayam, kemudian tunggu sampai berubah warna. Setelah berubah warna masukkan potongan daun bawang.
look at me, i'm gonna change

tadaaaaaaa, i'm ready tempe.. lets bled together
 6. Campuran tumisan daging ayam tadi dengan tempe yang sudah disiapkan sebelumnya. Aduk rata sampai daging dan tempe tercampur dengan sempurna. Tambahkan bumbu kaldu dan herbs aduk rata.


7. Untuk bahan sausnya, pertama panaskan margarin dan masukkan bawang bombai. Setelah bawang bombai berubah warna, masukkan tepung terigu kira-kira satu sendok makan, aduk rata. Tambahkan air, aduk rata. Masukkan kecap manis, saus tiram, saus sambal, bumbu kaldu, garam, dan lada yang telah ditumbuk kasar. Hasilnya bisa dilihat pada gambar dibawah.

yeaaah I know, I'm good in taste

8. Adonan tempe yang sudah agak dingin kemudian dibentuk menjadi bentuk pipih lonjong.
ooopss, I'm naked

9. Celupkan ke dalam telur dan tepung roti
I'm wearing my clothes

10. Goreng dengan api kecil, tunggu sampai garing dan berwarna kecoklatan.
dont hate me because i'm pretty
 11. Susun kentang goreng, buncis, wortel. Kemudian tata steak tempe, si biduan masakan kita kali ini. Tapi jangan lupa dengan primadonanya, si saus lada putih ala-ala anak kos. Tadaaaaa. I'm ready to eat, I know u have a crush to eat me.. :D


steak tempe saus lada hitam eeeh putiiih

























Komentar

Posting Komentar

Postingan populer dari blog ini

Mengingat Ayah dan Dunia yang Hilang

a ku mengingat ayah, kulit duku, kayumanis, kacamata tanpa bingkai, es kacang hijau kopi hitam, gebrakan gaplek, tawa terbahak setiap malam, dan kalkulasi aneh di belakang catatan. aku mengingat ayah, aku memikirkan: dunia yang hilang. hukum Engel, buku toefl terbitan pertama,  musik country,  mobil merah,  serta langit sore ilalang menari, sungai kecil membelah jembatan. tanpa tahu mesti lewat mana, aku akan senantiasa mengiringi keniscayaan taklimat ayah, syahdan, semua napas cerita yang memejamkan mata tentang mimpi, tentang batu bernyanyi pada suatu negeri. aku ingin bernyanyi seperti batu,  suatu hari nanti pada sebuah negeri tentang kesia-siaan laku manusia,  nostalgia atas hal-hal sentimentil, tentang airmata dan penderitaan kehidupan tetapi bukankah kita tidak mesti menderita untuk bisa bernyanyi?

Slow Conscious Living

I planted passion fruit tree in my backyard and catched another sunset. Harvested some chives, and finely chopped to make some choi pan today. Walked barefoot on grass. Trimmed my red rose. Read a lot of book, i mean aloooot. Try a new recipe. Breastfeeding regulary. Watch Miesha plays with Kiano (her boyfriend, she told me) almost every evening. Make two cups of tea, and talk about herself and himself. Sleepless. Found a new night skincare routine. Connecting with Makka's eyes. Searching for the best coffee every weekend. Enjoy my maternity leave simply because I didn't have to pretend to be friendly and talkactive officemate. I love my sanctuary, my solitude that only contains kids, books, sketchs, plants, coffee, and receiving funny videos from him. Finally it is time to my fvcking introvert personality dominate. Tonight, I am thinking about making Kombucha and Sourbread and Burn cheesecake and  also  how to sing Ikan dalam Kolam with a nice cengkok properly.  A lot th...

Salad Pepaya Muda (Dedicated to Shachan9370)

Aku punya teman, aahhhhh.. Hobinya jalan-jalan, aaaaah.. aaaahhh.. aaaaahhh.. Ia gitu, beberapa dari kita mungkin punya teman yang hobi traveling sendirian. Kalau aku sih entah kenapa bisa adore banget dengan orang-orang yang bisa ngelakuin itu. Bayangin aja, pesen tiket, urus visa, urus ini urus itu, cari info, bikin itinerary sendiri bukan perkara yang mudah. Modal yang diperlukan sangat besar, bukan cuma materi dan waktu, tapi ada yang lebih penting dari itu namanya mental berani.  Mental berani itu, gak semua orang punya. Banyak dari kita, mayoritas malah, memaknai hidup ini cuma untuk sekadar mencari tempat yang aman tanpa membuka peluang untuk menikmati pengalaman yang lebih menyenangkan dari sekadar hidup, bertahan mencari kenyamanan lalu mati. Menghabiskan banyak waktu untuk sekadar memikirkan ketakutan absurd yang sebenarnya pun tidak perlu dipikirkan. Nah, orang-orang berjiwa petualang biasanya memiliki kadar ketakutan absurd yang cukup rendah. Entah aku termas...