Langsung ke konten utama

Chiffon Cake Pandan yang Merubah Segalanya

Cerita ini bermulai tidak lain tidak bukan dari keseringan nonton film yang bertemakan bakery. Selain itu didukung pula dengan buku Madre yang lagi-lagi bercerita tentang dunia panggang memanggang. Cerita yang seru tentang toko kue rumahan yang rasa rotinya sangat legendaris. Sudah lama sih saya penasaran dengan dunia per-baking-an ini. Bisa menakar segala komponen dengan tepat, lalu dimatangkan dengan suhu yang tepat cukup menantang. Oleh karena itu, saya rasa dunia ini seksi. Sungguh seksi.

Sebelum saya kuliah di Jakarta hanya ada beberapa toko bakery di Baturaja, kota kelahiran saya. Tokonya kecil dan rasa kuenya sangat enak. Adonan kuenya sangat khas, lembut, fluffy dan ngangenin. Selama di Jakarta saya jarang sekali beli kue, ya iyalah bisa makan tiga kali sehari  (di Pizza Hut) aja udah sukur. Jadi mampir ke toko kue itu palingan ke toko kue waralaba yang keseringan di mal-mal itu. Kalau benar-benar menjelajah toko kue rumahan kayaknya belum sempat.

Jadi selama bimbingan skripsi dan magang, kan jadi sering maen ke kantor pusat. Dari situlah mulai mengamati toko kue rumahan di Jakarta. Ada yang menjelma menjadi cafe dan sering masuk majalah sebagai tempat hangout favorit anak gaul Jakarta. Ada juga yang memasang display sederhana, cuma berupa tanaman bunga matahari di depan tokonya. Cukup cantik jika disandingkan dengan jalanan Jakarta yang yaaa begitulah.


Ada suatu momen atau titik nadir atau entahlah apa aja namanya yang membuat kekaguman berubah menjadi keinginan untuk memiliki. Yah, semacam naksir ama cowok orang gitu, hahahaaa. Gak, gak serius. Jadi ada satu adegan dalam hidup yang membuat aduuh, kok rasanya pengen banget bisa tau dan ngerti dunia bakery. Penyebab semua itu tidak lain tidak bukan adalah chiffon cake pandan suatu toko kue rumahan di Jakarta. Sumpah, dari semua kue yang pernah dicicipi, entah kue tradisional atau cookies and cake kue ini juara lah. Lembut, gak enek, santan dan pandannya terasa, gak medok bau mentega, mungkin sehat (hehehee), dan meleleh di mulut.

Jadi ceritanya kan kue ini adalah salah satu isi kudapan pas rapat dengan orang neraca di kantor pusat. Lah, kita yang masih magang-magang dan termasuk pasukan-pasukan selalu kelaparan yang anggotanya saya, sebut saja Cici (wanita asal Ambon yang manis seperti gula palem), dan Riri (bujang Sulawesi yang senang dengan Robin HIMYM) bahkan suka ngoprekin kotak-kotak kue yang belum dibuka demi ini kue.

Gak cuma ini aja pengorbanan yang saya lakukan untuk kue ini, demi kue ini akhirnya saya browsing-browsing resep kue chiffon pandan dan dari situ makin kepengen bisa baking. Demi kue itu juga akhirnya saya beli gelas ukur, loyang kue, terigu, coklat, kenalan dengan baking soda, cream of tar-tar, cake emulsifier sampai akhirnya beli mixer dan oven. Demi kue itu pula saya nyari-nyari loyang chiffon cake ke semua toko kue di Baturaja atau Martapura dan hasilnya nihil, mungkin harus di Palembang ya baru ada. Demi kue itu juga tiga kali eksekusi resep baru kemudian berhasil. Baiklah, langsung akan di sharing bahan-bahan dan cara membuatnya.
uhuyyy

Adaptasi Resep: Pandan Chiffon Cake

Bahan-bahan:

Bahan terigu:
  1. santan kental (130ml dari 2 sachet santan instan)
  2. daun pandan + suji (12 + 3 lembar) atau pasta pandan
  3. air (50 ml)
  4. minyak jagung/goreng (60 ml)
  5. kuning telur (4 butir)
  6. tepung terigu protein rendah; misal: Kunci Biru (160 gr)
  7. baking powder (1/2 sdm)

Bahan putih telur:
  1. putih telur (7 butir)
  2. gula castor/ gula pasir diblender (150 gr)
  3. cream of tar tar (bisa diskip)
Cara Membuat:

Ada tiga tahapan penting dalam membuat kue ini. Pertama menghasilkan pasta pandan yang enak, atau bisa pakai pasta pandan instan walau hasilnya enakan yang alami tentunya. Kedua adalah membuat adonan pandan. Terakhir adalah membuat adonan putih telur.

  • Kalau kebetulan di rumah atau di rumah tetangga ada daun pandan, langsung eksekusi, gondol eeh minta aja pasti dibolehin. Daun-daunan tadi tinggal kita blender dengan santan kental dicampur air. Lalu saring, didapatkanlah santan pandan yang enak dilihat, dicium dan dirasa. Ya kalau tidak ada daun-daun itu, cukup pakai pasta pandan 4-5 tetes selesai perkara.
    Nah kebetulan eksekusi yang berhasil kemarin itu malah yang pakai pasta pandan. Sudah hopeless sih sama hasil yang kemarin-kemarin. Padahal ada tuh tanaman pandan tetangga yang nganggur, kan sayang,  hehehehee.. Oke jadi karena kue yang berhasil ini pakai pasta pandan, foto dan langkah-langkah pembuatan pun pakai pasta pandan.
  • Kedua adalah pemisahan putih dan kuning telur, karena putih akan dibuat adonan putih telur dan yang kuning akan dibuat adonan pandan. Pastikan telur dalam keadaan suhu ruang dan fresh, atau telur tidak akan mengembang maksimal. Saya mencurigai kegagalan dalam dua eksekusi sebelumnya adalah perkara telur. Nah telur yang ini saya beli di pasar tradisonal di tempat agennya telur. Saya tanyain kapan datangnya ni telur-telur, dijawab kemarin sore oleh si empunya toko. Nah karena saya pakai pasta pandan, jadi kuning telur dicampur dengan santan dan minyak lalu diaduk menggunakan kocokan tangan sampai tercampur rata dan sedikit mengembang. Sementara itu tambahkan air dengan pasta pandan, masukkan perlahan-lahan ke dalam adonan kuning telur. Aduk maning. Terpisah ayak tepung terigu dengan baking powder, lalu masukkan perlahan-lahan ke adonan kuning telur.
santan beb

baking yang mau diblend dengan terigu
santan pandan air
telur, minyak, sebagian santan
  • Ketiga membuat adonan putih telur. Caranya kocok putih telur dengan speed tinggi sampai berbusa, tambahkan cream of tar-tar kalau mau pake. Bahan ini berguna untuk menyetabilkan bentuk putih telur yang sudah mengembang sempurna. Lalu, perlahan-lahan tambahkan gula castor, aduh sampai sangat kaku seperti gambar di bawah.

hai saya putih telur yang kayaknya fresh
berubaaaaaaah
  • Langkah selanjutnya adalah mencampurkan adonan pandan dengan adonan putih telur. Caranya adalah masukkan beberapa sendok adonan putih telur ke dalam adonan pandan aduk lipat sampai tercampur. Setelah tercampur, masukkan kembali adonan tersebut ke dalam adonan putih telur kemudian aduk lipat. Apa itu aduk lipat, caranya kita miringkan mangkuk terus arahkan spaluta dari bawah ke atas. Begitu terus, looping sampe ngantuk. Jangan keseringan diaduk ya, apalagi sampai diacak-acak adukknya. Tujuannya supaya udara di dalam putih telur masih tersangga. 

dicampur

masukin adonan putih pelan-pelan yaaaa

masukin ke dalam adonan putih telur pake teknik lipat-lipat
  • Masukkn adonan ke dalam loyang. Tapi karena di kota kecil gak ada jualan cetakan chiffon jadi pakailah cetakan seadanya. Agak susah sihh pas ngeluarin kuenya dari cetakan. Jadi rada-rada gompel gitu, bahasa apa itu gompel.. hahahaa. Okelah setelah adonan masuk ke dalam loyang, jangan lupa dihentak-hentakkan. Tujuannya supaya supaya tidak ada rongga udara yang terjebak, jadi lobang-lobang kuenya rapi, gak ada yang rongga di tengah yang bikin jelek.

masukin ke dalam loyang
  • Jangan lupa panaskan oven sebelum memasukkan loyang, ini penting supaya masaknya lebih cepet dan pasti mengembang. Panaskanlah sampai suhunya 160 derajat celcius, masukkan loyang yang telah berisi adonan.  Tapi pas masak kue ini kemarin ada accident, lagi asyik-asyik bikin adonan putih dan manasin oven, eeeh gas habis. Terpaksa lah si adonan nunggu lama sampai ovennya panas lagi. Kalau gak kayak gitu, mungkin kue ini bisa lebih fluffy lagi ya. Nah tunggu sekitar 20-30 menit. Tadaaaa, keluarkan dari oven tunggu sampai dingin. Kemudian keluarkan kuenya. Agak tricky memang karena saya gak pake loyang chiffon. Mau nangis rasanya pas ada lapisan yang koyak. Tapi sudahlah, kue ini tetap enak dimakan,  teksturnya bagus walaupun kecantikkannya sedikit berkurang.

jadilaaaaah, maaf ada yang gompel



looks yumm





Komentar

  1. Menjelang siang-siang gini jadi lapar pengen makan kue chiffon cake pandan. Ulasannya begitu menarik dan bermanfaat juga.

    BalasHapus

Posting Komentar

Postingan populer dari blog ini

Mengingat Ayah dan Dunia yang Hilang

a ku mengingat ayah, kulit duku, kayumanis, kacamata tanpa bingkai, es kacang hijau kopi hitam, gebrakan gaplek, tawa terbahak setiap malam, dan kalkulasi aneh di belakang catatan. aku mengingat ayah, aku memikirkan: dunia yang hilang. hukum Engel, buku toefl terbitan pertama,  musik country,  mobil merah,  serta langit sore ilalang menari, sungai kecil membelah jembatan. tanpa tahu mesti lewat mana, aku akan senantiasa mengiringi keniscayaan taklimat ayah, syahdan, semua napas cerita yang memejamkan mata tentang mimpi, tentang batu bernyanyi pada suatu negeri. aku ingin bernyanyi seperti batu,  suatu hari nanti pada sebuah negeri tentang kesia-siaan laku manusia,  nostalgia atas hal-hal sentimentil, tentang airmata dan penderitaan kehidupan tetapi bukankah kita tidak mesti menderita untuk bisa bernyanyi?

Slow Conscious Living

I planted passion fruit tree in my backyard and catched another sunset. Harvested some chives, and finely chopped to make some choi pan today. Walked barefoot on grass. Trimmed my red rose. Read a lot of book, i mean aloooot. Try a new recipe. Breastfeeding regulary. Watch Miesha plays with Kiano (her boyfriend, she told me) almost every evening. Make two cups of tea, and talk about herself and himself. Sleepless. Found a new night skincare routine. Connecting with Makka's eyes. Searching for the best coffee every weekend. Enjoy my maternity leave simply because I didn't have to pretend to be friendly and talkactive officemate. I love my sanctuary, my solitude that only contains kids, books, sketchs, plants, coffee, and receiving funny videos from him. Finally it is time to my fvcking introvert personality dominate. Tonight, I am thinking about making Kombucha and Sourbread and Burn cheesecake and  also  how to sing Ikan dalam Kolam with a nice cengkok properly.  A lot th...

Salad Pepaya Muda (Dedicated to Shachan9370)

Aku punya teman, aahhhhh.. Hobinya jalan-jalan, aaaaah.. aaaahhh.. aaaaahhh.. Ia gitu, beberapa dari kita mungkin punya teman yang hobi traveling sendirian. Kalau aku sih entah kenapa bisa adore banget dengan orang-orang yang bisa ngelakuin itu. Bayangin aja, pesen tiket, urus visa, urus ini urus itu, cari info, bikin itinerary sendiri bukan perkara yang mudah. Modal yang diperlukan sangat besar, bukan cuma materi dan waktu, tapi ada yang lebih penting dari itu namanya mental berani.  Mental berani itu, gak semua orang punya. Banyak dari kita, mayoritas malah, memaknai hidup ini cuma untuk sekadar mencari tempat yang aman tanpa membuka peluang untuk menikmati pengalaman yang lebih menyenangkan dari sekadar hidup, bertahan mencari kenyamanan lalu mati. Menghabiskan banyak waktu untuk sekadar memikirkan ketakutan absurd yang sebenarnya pun tidak perlu dipikirkan. Nah, orang-orang berjiwa petualang biasanya memiliki kadar ketakutan absurd yang cukup rendah. Entah aku termas...